Tuesday, January 29, 2008

Kabupaten Bangli

Dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali, Kabupaten Bangli adalah satu-satunya kabupaten yang tidak memiliki wilayah pesisir. Namun demikian, Bangli justru memilki danau terbesar di Bali, yaitu Danau Batur, yang mengairi sebagian besar wilayah pertanian di Bali selatan. Secara simbolik, Subak di Bali memandang Pura Ulun Danu Batur sebagai orientasi pemujaan kepada Dewa Wisnu, Sang Pemelihara Alam Semesta.
Menempati bagian tengah pegunungan dan dataran tinggi Pulau Bali, suhu udara di daerah Bangli cukup sejuk bahkan dingin menyengat di malam hari untuk wilayah Kintamani. Dengan cuaca sejuk dingin yang senantiasa berkabut dan hujan, daerah Bangli khususnya daerah pegunungan di Kintamani, menjadi penghasil buah-buahan yang berkualitas baik.Berada pada ketinggian di atas 400 meter di atas permukaan laut, daerah pegunungan di Bangli utara menjadi penghasil bambu terbesar di Bali. Bangunan-bangunan tradisional Bali di hampir semua daerah Bali menggunakan bambu sebagai bahan struktur atap pasokan dari daerah Bangli. Selain itu, atap bangunan tradisional di daerah pegunungan Bangli bahkan menggunakan bambu sebagai sirap untuk penutup atap.

Dalam hal sejarah pemerintahan di masa lalu saat jaman kemerdekaan, Bangli pernah memiliki peran yang amat penting terutama pada akhir abad 10 dan awal abad 11 saat masa jaya pemerintahan Raja Udayana dari Dinasti Warmadewa. Berbagai prasasti temuan dan catatan penting tentang sejarah perjalanan Bali banyak ditemukan di daerah Bangli. Pura Bukit Panulisan di utara Kintamani bisa memberi gambaran perjalanan sejarah Bai dari peninggalan arkeologi yang banyak tersimpan di pura itu. Gong Gede di Pura Ulun Danu pun dipercaya sebagai peninggalan kuno yang berhasil diselamatkan tatkala Pura Ulin Danu yang berlokasi di lembah Gunung Batur hancur tertimbun lahar sekitar tahun 1926.

Tatanan masyarakat dan dialek bicara masyarakat di daerah pegunungan Kintamani menunjukkan bahwa bukan saja dokumen prasasti yang membuktikan Bangli memegang peran penting dalam sejarah namun tatanan masyarakat Bali Mula pun masih terpelihara dengan baik. Model hunian penduduk di daerah Pengotan, Panlipuran, Bayung Gde, Sribatu, dan desa kuna lainnya membuktikan struktur kependudukan yang tertata baik di masa lalu.

Selain udara yang sejuk dan pemandangan yang indah di seputar Danau Batur, berbagai peningglan sejarah di daerah Bangli adalah potensi besar yang mendukung perkembangnan pariwisata Bangli. Berbagai sarana penginapan dan restoran pun telah dibangun seiring dengan berkembangnya pariwisata Bali.

Lebih banyak mengenai Kab. Bangli dapat dilihat melalui situs Kabupaten Bangli 


Air Terjun Dusun Kuning (Dusun Kuning Waterfall)

Di bagian selatan sekitar 6 km dari kota Bangli, di Desa Taman Bali terdapat sebuah air terjun. Karena letaknya di Desa Dusun Kuning maka dinamakan air terjun Dusun Kuning. Air terjun ini berada di ketinggian 25 meter diatas permukaan Sungai Melangit yang mengalir ke arah selatan. Lokasi ini dapat dicapai dengan beragam jenis transportasi dan dari desa kecil ini dapat ditempuh dengan berjalan kaki sejauh 500 meter. Daerah yang dingin dengan udara yang sejuk dikombinasi dengan hijaunya dedaunan meningkatkan pesona air terjun alami. Dan tidak jauh dari tempat ini terdapat hutan yang dihuni oleh ratusan kera.


Desa Batukaan (Batukaan Village)

Desa Batukaang terletak kira-kira 35 km dari Kintamani. Dikenal sebagai tujuan wisata bagi mereka yang khususnya tertarik pada kebudayaan.


Gunung Batur (Mount Batur)

Gunung yang sampai saat ini masih aktif dengan ketinggian 1,500 meter dari permukaan laut dan membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan dari Denpasar. Dua letusan yang terjadi pada tahun 1917 dan 1926 serta tahun 1994. Dengan danau Batur yang terletak di kaki gunung Batur memberikan suasana pemandangan yang menakjubkan. Kegiatan hiking menuju puncak kurang lebih 3 jam untuk menyaksikan Gunung Agung dan Gunung Rinjani.


Hutan Bambu (bamboo forest)

Hutan bambu ini terletak di Desa Kubu Kabupaten Bangli, sekitar 5 km dari kota Bangli. Disini para pengunjung dapat menemukan berbagai jenis bambu seperti bambu Petung, bambu Talang tetapi juga yang menarik dari kebun ini adalah suara dari pohon bambu saat bersentuhan antara yang satu dengan lainnya ketika diterpa angin.


Kawasan Batur (Batur Area)

Nama 0byek Wisata Kawasan Batur disesuaikan dengan potensi yang ada yaitu Gunung Batur dan Danau Batur. Pura Batur, yang namanya berasal dari nama Gunung Batur, merupakan salah satu Pura Sad Khayangan yang diemong oleh Warga Desa Batur. Gunung Batur meletus tahun 1917, menyebabkan pura yang tadinya berada di kaki sebelah Barat dipindahkan bersama warga desa ke tempat yang sekarang.Dari Penelokan dapat memandang birunya Danau Batur dan buih-buih ombak yang menepi. Di kawasan ini banyak kapal boat yang melayani wisatawan dan penumpang umum dalam setiap penyeberangan dari Desa Kedisan ke Desa Trunyan. Para nelayan sibuk mengail ikan mujair dan hasil tangkapannya itu di bawa ke Kabupaten Bangli untuk dijadikan makanan khas Bangli yaitu sate mujair. Kawasan Batur berada pada ketinggian 900 m di atas permukaan laut dengan suhu udara sejuk di siang hari dan dingin pada waktu malam hari. Jika ditempuh dari ibu Kota Propinsi kawasan ini berjarak +65 km, dari Ibu Kota Bangli sejauh +23 km. Pura Batur merupakan tempat Pemujaan Umat Hindu di seluruh Bali khususnya Bali Tengah, Utara dan Timur memohon keselamatan di bidang persawahan.


Kawasan Toya Bungkah (Toya Bungkah Area)

Toyobungkah termasuk wilayah Desa Batur, terletak di kaki Gunung Batur atau dipinggir Barat Danau Batur yang jaraknya kurang lebih 6 km dari Desa Kediaman, 38 km dari Kota Bangli dan 78 km dari Kota Denpasar. Toyobungkah merupakan Sumber Mata Air Panas Alam yang sehari-harinya dimanfaatkan untuk merendam badan karena dianggap dapat menyembuhkan penyakit khususnya penyakit kulit. Airnya ditampung pada suatu kolam kecil yang terletak di sebelah Danau Batur. Karena letak kolam air panas sangat berdekatan dengan Danau Batur, maka pandangan ke arah danau menjadi bebas sehingga dari kejauhan tampak pemandangan yang indah dimana disebelah timur laut Danau Batur kelihatan Desa Trunyan yang dikelilingi daerah perbukitan yang menghijau. Disamping pemandangannya yang sangat indah, Toyobungkah hawanya sejuk, sehingga tidak mengherankan apabila seorang pujangga dan sastrawan terkenal yaitu Sutan Takdir Ali Syahbana memilih Toyobungkah sebagai tempat untuk mendirikan bangunan yang disebut Balai Seni Toyobungkah yaitu tempat yang dipergunakan untuk menggelar berbagai macam kesenian. Dalam perjalanan menuju Toyobungkah kita akan banyak menikmati panorama yang indah seperti panorama gunung dan Danau Batur, pohon cempedak atau nangka, dan tumbuh-tumbuhan lainnya serta tumpukan bekas-bekas lahar yang sudah menjadi karang yang kelihatan indah. Di sebelah timur jalan raya menuju Toyobungkah ada sebuah pura yang cukup besar yaitu Pura Jati. Toyobungkah memiliki daya tarik serta keindahan hingga banyak dikunjungi para wisatawan Mancanegara dan Nusantara yang bertujuan untuk mendaki Gunung Batur, kemah, mandi, berekreasi ataupun melihat dari dekat keindahannya. Di tempat ini terdapat dua kolam air panas yang berdekatan yaitu kolam air panas alam yang bisa dipergunakan untuk umum, khususnya masyarakat sekitar tempat ini, sedang kolam air panas yang satunya telah dibangun dengan tembok penyengker, tempat ini disediakan untuk para wisatawan mancanegara dan wisatawan Nusantara.


Narmada Baliraja

Di desa Tamanbali dapat dijumpai taman yang merupakan peninggalan (jaman) kerajaan yang pernah memerintah disana. Kolam di daerah itu dipakai sebagai tempat rekreasi oleh raja Tamanbali dan pura nenek moyang menghormati Maha Gatra Tuta Harum Tamanbali. Taman Narmada Baliraja terletak kurang lebih 5 km sebelah selatan Bangli.


Pura Pucaksari (Pucaksari Temple)

Terletak di bukit Pulasari di desa Peninjoan, Pura Puncaksari dan desa sekelilingnya beriklim sejuk. Dari pura itu nampak pemandangan khas Bali sejauh pantai selatan Bali. Pada saat fajar menyingsing matahari terbit dari balik gunung Agung, di tengah-tengah pohon-pohon kuno yang tumbuh dekat pura itu sebelum fajar, terlihat dari kejauhan,hamparan dedaunan yang tampak murni dan tak tersentuh. Dari puncak bukit lihatlah betapa halaman rumah desa yang terpencar di lembah dan bukit melengkapi alam sekelilingnya, seolah-olah merupakan bagian dari semua ini.


Tugu Pahlawan Penglipuran (Penglipuran Heroes Monument)

Tugu/Monument ini didirikan untuk memperingati para pejuang di Bangli yang dipimpin oleh Kapten Anak Agung Gede Muditha dengan 18 anggota. Monument yang bertingkat sembilan didirikan pada tahun 1959, diatas daerah seluas 1,5 ha dengan style Bali dilengkapi dengan areal parkir, lapangan upacara dan bangunan Cura Yudha. Monument ini didirikan di desa Panglipuran karena disini, di desa ini Kapten A.A.Anom Muditha tertembak mati by the NICA (Tentara Belanda) dalam Revolusi.

Sumber: BITD Provinsi Bali

No comments: